Pemilih Prabowo Rata Rata Kurang Berpendidikan, Ridwan Kamil: Memang Faktanya Begitu

Header Menu

Pemilih Prabowo Rata Rata Kurang Berpendidikan, Ridwan Kamil: Memang Faktanya Begitu

Dalam lanskap politik Indonesia yang rumit, interaksi personalitas, aliansi, dan sentimen pemilih membentuk hasil pemilihan umum. Salah satu pengamatan mencolok datang dari Ridwan Kamil, mantan gubernur Jawa Barat, yang mengindikasikan bahwa sebagian besar basis pemilih Prabowo Subianto, khususnya yang mendukung calon presiden nomor urut 02, cenderung memiliki latar belakang pendidikan yang lebih rendah.

Pernyataan Kamil didasarkan pada gagasan bahwa pemilih yang telah mengalami kekecewaan dalam pemilihan sebelumnya mungkin lebih empati dengan upaya berulang Prabowo Subianto untuk mencapai jabatan presiden, meskipun mengalami kekalahan berkali-kali. Dia berpendapat bahwa empati ini dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek persona Prabowo.

Menarik untuk dicatat bahwa Prabowo Subianto memilih Gibran Rakabuming Raka, anak dari Presiden Jokowi, sebagai pasangannya. Keputusan ini menambah dimensi keluarga ke narasi politik, yang berpotensi mengubah dinamika antara pendukung Jokowi dan mereka yang sekarang mendukung Prabowo.

Lebih lanjut, Kamil mengemukakan fenomena di mana sebagian pendukung tradisional Jokowi, yang diyakini memiliki latar belakang pendidikan yang relatif lebih rendah, mungkin beralih dukungannya ke Prabowo. Transisi ini menimbulkan pertanyaan tentang faktor-faktor yang mendorong pergeseran tersebut—apakah itu ketidakpuasan terhadap pemerintahan saat ini atau respons terhadap dinamika rumit politik Indonesia.

Perpaduan pendidikan, persepsi, dan hubungan keluarga dalam arena politik mencerminkan kompleksitas perilaku pemilih. Saat pemilihan berlangsung, pengamatan ini menekankan perlunya pemahaman yang mendalam terhadap motivasi pemilih dan tarian rumit loyalitas serta aspirasi dalam politik Indonesia.